Jakarta – Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Prof. Zubairi Djoerban, memberikan penjelasan terkait maraknya kasus Influenza A dan Human Metapneumovirus (HMPV) di China. Ia menegaskan bahwa kedua penyakit tersebut berbeda dengan yang saat ini menyebar di Indonesia.
“Yang terjadi di Indonesia saat ini lebih cenderung ke cold atau common cold, yang memang gejalanya mirip dengan influenza. Namun, ada perbedaan signifikan. Yang kini banyak dibicarakan adalah Influenza A, karena banyak yang terinfeksi virus tersebut, selain satu virus baru yakni HMPV,” jelas Prof. Zubairi dalam keterangannya, dikutip pada Senin (6/1).
Ia menyarankan agar masyarakat Indonesia yang berencana bepergian ke China selama musim dingin ini lebih berhati-hati, terutama dengan melengkapi vaksinasi Influenza A.
“Jika Anda berencana pergi ke daerah dengan musim dingin atau ke China, saya sangat menyarankan untuk mendapatkan vaksinasi influenza terlebih dahulu. Jika ragu, lebih baik batalkan saja perjalanan tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Zubairi juga mengingatkan pentingnya penggunaan masker dan mencuci tangan secara teratur untuk mengurangi risiko terpapar virus.
Apakah Influenza A Berbahaya?
Prof. Zubairi menekankan bahwa Influenza A memang berbahaya, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat.
“Influenza A itu sangat berbahaya. Di AS, negara yang kita anggap maju dan kaya, ternyata tingkat kematian akibat Influenza cukup tinggi,” ujar Prof. Zubairi.
Ia mencatat, pada tahun 2022 hingga 2023, angka kematian akibat Influenza di AS tercatat mencapai 21.410 orang. Bahkan pada musim flu 2017-2018, angka kematian melonjak menjadi 51.000 orang.
“Influenza A itu virusnya sangat bervariasi dan bisa memengaruhi banyak orang. Itu sebabnya vaksinasi penting dilakukan secara rutin setiap tahun,” tambahnya.
Pentingnya Vaksinasi Tahunan
Prof. Zubairi menjelaskan bahwa vaksinasi Influenza harus dilakukan setiap tahun karena virus ini mengalami mutasi terus-menerus. Ia juga menyoroti pentingnya vaksinasi bagi semua kalangan, meskipun di negara maju, vaksinasi Influenza belum mencakup 100 persen populasi.
“Vaksinasi itu harus rutin setiap tahun. Kalau Anda disuntik vaksin tahun lalu, apakah daya lindungnya masih ada? Tidak, karena virusnya terus bermutasi,” jelasnya.
Prof. Zubairi juga mengingatkan bahwa meskipun banyak orang yang memiliki rumah, tidak semuanya memiliki pemanas yang memadai, sehingga saat musim dingin, risiko terpapar influenza bisa meningkat.
Situasi Penyakit di China
Berdasarkan laporan terbaru, hingga saat ini tidak ada informasi resmi yang menyebutkan China dalam keadaan darurat terkait penyakit pernapasan ini. Namun, pemerintah China mengakui bahwa saat ini sedang memasuki puncak musim penyakit pernapasan.
Menurut Kepala Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) China, Kan Biao, berbagai penyakit menular diperkirakan akan terus beredar selama musim dingin ini hingga musim semi 2025. Penyakit-penyakit yang umum ditemukan di rumah sakit termasuk flu, rhinovirus, HMPV, dan pneumonia mycoplasma.
Kan Biao juga menyampaikan bahwa infeksi flu diperkirakan akan terus meningkat, sementara infeksi rhinovirus dan pneumonia mycoplasma yang lebih sering menyerang anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun menunjukkan tren penurunan.