Mahasiswa FKIP Unila Berkontribusi dalam MBKM Humanity Project dan Student Mobility Program di Malaysia

Bandar Lampung – Delapan mahasiswa berprestasi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) berkesempatan mengikuti perkuliahan di INTI International University, Malaysia, sebagai duta FKIP Unila dalam rangka program MBKM Humanity Project dan Student Mobility. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Selama empat bulan, delapan mahasiswa tersebut, yang terdiri dari Muhamad Rayanda (Pend. Biologi), Ari Bima Anto (Pend. Bhs Inggris), Malsa A’innia Sabrina Ramadhani (Pend. BK), Adinda Putri Purnamasari (Pend. Fisika), Najwa Trisaqina Yuan (PPKn), Eideline Cathlyana (Pend. Bhs Inggris), Amanda Weldan Krupskaya (Pend. Bhs Inggris), dan Putri Gustia Ardhana (Pend. Kimia), terlibat dalam kegiatan kemanusiaan yang fokus pada pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.

Program ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada sekitar 2.000 anak-anak Indonesia yang tidak memiliki akses sekolah akibat status kewarganegaraan mereka. Selain itu, program ini juga menjadi wadah kolaborasi antara Universitas Lampung, INTI International University, dan University Malaysia Sabah.

Para mahasiswa tidak hanya membantu memberikan akses pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang kurang beruntung, tetapi juga mengikuti Student Mobility Program, yang memungkinkan mereka untuk mengikuti perkuliahan selama satu pekan di INTI International University dan University Malaysia Sabah.

Muhamad Rayanda, salah satu peserta program, berbagi pengalamannya terkait alasan dirinya terlibat dalam kegiatan kemanusiaan ini. “Pendidikan adalah hak setiap anak Indonesia. Saya merasa tergerak untuk membantu anak-anak Indonesia di Malaysia yang kesulitan mengakses pendidikan,” ungkap Rayanda.

Rayanda juga menyebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam mengajar anak-anak pekerja migran Indonesia adalah rendahnya pemahaman mereka terhadap pendidikan dasar, yang seharusnya sudah diperoleh sejak dini dari orang tua mereka. Untuk mengatasi hal ini, para mahasiswa memulai dengan memberikan dasar-dasar pendidikan, khususnya mengenai budaya dan bahasa Indonesia, agar anak-anak tersebut dapat memahami pentingnya pendidikan sebagai fondasi masa depan mereka.

Program ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga dalam bidang pendidikan, tetapi juga mengajarkan kesabaran, empati, dan dedikasi kepada para mahasiswa. Rayanda berharap program ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk terlibat di masa mendatang.

“Program kemanusiaan ini membuka mata dan hati saya tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia di luar negeri. Melihat senyum dan rasa syukur mereka, saya menyadari bahwa pendidikan adalah hak asasi yang harus dipenuhi. Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal, termasuk kesabaran, empati, dan dedikasi,” tambah Rayanda dalam wawancara melalui WhatsApp pada Senin, 30 Desember 2024.

Program MBKM Humanity Project ini merupakan wujud nyata kontribusi mahasiswa FKIP Unila dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia, terutama yang berada di luar negeri, dengan memberikan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.

Tulis Komentar Anda